Kuil
Xuan Kong terletak di bawah kaki gunung di atas tebing terjal dan
curam di Puncak Sekatan Hijau pada kedua sisi ngarai Jin Long. Gunung
di sini tinggi dan terjal, kedua sisinya tegak lurus ratusan meter,
tebingnya yang terjal dan curam seperti belahan kapak dan irisan pisau,
hanya saja bagian tengahnya agak cekung.
Kuil
Xuan Kong telah memanfaatkan satu-satunya tempat berpijak kemudian
membangunnya di tengah-tengah tebing tinggi dan terjal, itu juga dapat
dikatakan dibangun di atas tebing yang sangat curam. Kuil Xuan Kong
membangun kuilnya menggantung di tengah awang-awang, ini pasti sangat
mempunyai arti yang mendalam.
Di
tahun yang ke-23 Dinasti Tang (tahun 735), di mana setelah penyair
Agung Li Bai berwisata menikmati keindahan Kuil Xuan Kong, telah menulis
dua kata "Zhuang Guan" (pemandangan yang megah) di atas batu tebing.
Kuil Xuan Kong dengan konstruksi yang mendebarkan hati serta bentuknya
yang sangat unik, maka dinobatkan sebagai juara dari 18 pemandangan di
Gunung Heng.
Struktur
Kuil Xuan Kong sangat halus dan indah, seluruh kuil ditopang oleh kayu
yang tegak dan mendatar. Semua belandar yang dijadikan sebagai balok
penyangga ini disebut: pikulan pipih besi, dengan menggunakan hasil
setempat yang khas yaitu sejenis pohon yang mirip cemara, lalu diolah
menjadi balok segi empat, kemudian ditancapkan dalam-dalam ke batu
karang yang keras. Dan katanya, kayu belandar telah direndam dengan
minyak kayu Tung yang memiliki fungsi antilapuk.
Lagi
pula setiap batang kayu yang tegak itu jasanya juga tidak dapat
dipungkiri. Semua penempatan kayu ini telah melalui perhitungan yang
sangat cermat, untuk memastikan supaya bisa menyangga seluruh konstruksi
Kuil Xuan Kong.
Konon
katanya, ada tiang kayu yang berfungsi sebagai penahan beban, ada yang
digunakan untuk keseimbangan tinggi rendahnya kamar loteng, ada yang
harus ditambah beban tertentu di atasnya baru bisa mengembangkan efek
penyangganya, jika kosong tidak ditambah beban apa pun, maka dia tidak
dapat meminjam kekuatannya untuk menyangga.
Prinsip
yang unik ini sangat sulit dibanyangkan oleh teori ilmu pengetahuan
modern. Maka jika dipandang dari kejauhan orang-orang menamakan Kuil
Xuan Kong sebagai: Tiga utas ekor kuda yang bergantungan di awang-awang.
Konon
katanya Kuil Xuan Kong dibangun oleh seorang biksu yang bernama Liao
Ran pada masa Dinasti Wei Utara (tahun 386-534), dan hingga sekarang
telah lebih dari 1.400 tahun. Meskipun telah direnovasi dan bahkan kerap
diguncang gempa bumi, namun seluruh strukturnya tetap baik, tidak
mengalami kerusakan. Ini dapat dikatakan sebagai keajaiban dalam sejarah
bangunan.
Namun
yang lebih membuat orang merenungkannya adalah bangunan Kuil Xuan Kong
sama sekali tidak dibangun menurut desain sebagaimana lazimnya. Bagi
orang yang menempati Kuil Xuan Kong juga ada syaratnya, dan syaratnya
ini adalah alamiah, bukan dibuat oleh manusia.
Sebab
orang yang penakut sama sekali tidak berani tinggal di tempat
awang-awang. Kuil Xuan Kong memiliki balairung kamar loteng lebih dari
40 ruangan. Bagian atas dan bawah dihubungkan dengan tangga spiral, jika
berjalan di atas tangga kayu, maka orang depan sepertinya menginjak di
atas kepala orang di belakang.
Antara
paviliun pusat dan paviliun samping ada jalan papan, begitu diinjak
bergetaran dan menimbulkan suara krek, melalui celah papan masih bisa
terlihat ratusan meter jurang yang dalam, membuat orang terkejut dan
takut. Namun bagi biksu yang bersih hati dan pikirannya, mereka tidak
akan merasa takut. Jika dilihat dari pemikiran orang sekarang, karena
sekarang segala-galanya bersandar pada teori pembuktian secara ilmiah,
maka bagaimana berani tinggal di atas sana?
Namun
bagi biksu, karena dia percaya pada Buddha: "Ada Buddha yang
melindungi", dan "kehidupan sudah ditakdirkan" dan pemikiran-pemikiran
lainnya, maka dia tidak akan memandang hidup dan mati itu dengan begitu
berat, orang-orang yang tinggal di kuil tersebut merasa "ada Buddha
sehingga hatinya menjadi tenang". Semua ini dengan jelas memperlihatkan
konsep pemikiran yang berbeda. Yang lebih membuat orang merasa takjub
seharusnya adalah konsepsi desain dan pemilihan lokasi.
"Membangun
kuil di atas tebing", usulan ini, jika dicetuskan sekarang, maka
kemungkinan besar akan ditolak oleh ilmuwan modern. Lalu apakah
dasarnya? Teori ilmiah modern berpendapat bahwa diterpa angin dan
dijemur matahari, atau perubahan lingkungan alam, fisik gunung mungkin
akan mengelupas, pelapukan, tanah longsor dan adanya krisis lainnya.
Sebenarnya, jika ilmuwan menggunakan teori modern mungkin sama sekali
tidak mempunyai pemikiran seperti ini.
Namun
Biksu Liao Ran telah muncul ide tersebut, mengapa dia berani
berpikiran seperti ini? Dia adalah seorang yang Xiulian (berkultivasi
dan latihan), dia tahu adanya prinsip sejati alam, dia memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi terhadap alam raya.
Dia
mungkin berpikir: "Buddha bisa melindungi orang yang percaya Buddha",
"Gunung ada Dewa Gunung yang mengurusnya" dll. Maka dia sama sekali
tidak menganggap fisik gunung ada sesuatu bahaya, meskipun ada bahaya
juga bisa menghindar, "mengubah kemalangan menjadi kemujuran, menjumpai
kesulitan menjadi keberuntungan!"
Sebenarnya,
Kuil Xuan Kong telah membuktikan bahwa biksu dan orang-orang yang
Xiulian ini mempunyai keyakinan yang lurus akan Buddha. Jika tidak ada
keyakinan yang lurus terhadap hukum Buddha, pada dasarnya dapat
dikatakan tidak mungkin membangun kuil di atas tebing tinggi yang terjal
dan curam.
Biksu
Liao Ran pada masa Dinasti Wei Utara justru adalah saat yang tepat di
mana ajaran Buddha bisa berkembang luas di China, orang-orang pada
waktu itu juga dipastikan tidak akan bisa mendapatkan pelajaran ilmu
pengetahuan modern, latar belakang sejarah ini tidak boleh diabaikan.
Maka
dilihat dari sudut ini, orang yang Xiulian hukum Buddha juga merupakan
orang yang menguasai benar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, hukum
Buddha juga merupakan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, tentunya
dengan hasrat yang tulus.
"Kuil
yang bergantung" ini pasti akan sama seperti lampu merkuri menerangi
sanubari semua orang, memberi dorongan kepada orang-orang menyelidiki
dunia yang masih belum diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar