Jumat, 15 Juni 2012

WIHARA NAN HAI KWAN IM PU SA
PANTAI LOJI, SUKABUMI – JAWA BARAT



Nama wihara ini lebih dikenal sebagai Wihara Loji di komunitas keturunan Cina, baik yang beragama Buddha maupun non-Buddha.  Letaknya terpencil di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Sukabumi sekitar  10 km dari pusat kota Pelabuhan Ratu. Wihara seluas 5 hektar ini berada di atas bukit dan dari situ kita bisa memandang lepas Pantai Loji dan Pelabuhan Ratu di kejauhan.
Menurut cerita penduduk, pendiriannya didasarkan pada mimpi seorang wanita Buddha asal Thailand. Pengaruh Buddhisme Thailand memang terasa kuat di wihara ini namun mereka tetap menghormati kepercayaan penduduk lokal. Di kompleks wihara yang dibangun sekitar 8 tahun lalu itu terdapat ruang khusus persembahan bagi Dewi Kwan Im, Nyai Roro Kidul, Semar, dan Prabu Siliwangi.






Menurut kepercayaan Buddha, Dewi Kwan Im (Pu Sa) merupakan perwujudan dari Buddha Avalokitesvara yang melambangkan welas-asih dan penyayang yang bersedia mengabulkan permohonan tulus dari umatnya. Dalam sejarah awalnya di Cina pada masa Dinasti Han, Buddha Avalokitesvara bersosok pria. Namun karena pengaruh ajaran Tao dan Kong Ho Cu, menjelang era Dinasti Tang, profil Avalokitesvara berubah dan ditampilkan dalam sosok wanita. Penganut Taoisme sebelumnya memang memuja Dewi Tao (Dewi Wang Mu Niang Niang).
Wihara ini tidak hanya dikunjungi oleh umat Buddha, tapi juga non-Buddha. Bahkan beberapa di antaranya adalah muslim. Pengunjung dapat menginap di wihara ini dengan menyewa villa yang harga sewanya berkisar antara Rp250.000-Rp300.000. Bila kehabisan tempat, pengunjung bisa menginap di ruang aula atau kantin secara cuma-cuma. Mereka menyediakan tikar dan makanan secara gratis 3 kali sehari.  Namun jangan harap bisa makan daging, karena aliran Buddhisme di wihara ini berpantang daging alias vegetarian.






Seperti wihara pada umumnya, Wihara Nan Hai juga memiliki simbol naga yang melambangkan energi (Chi) dan permulaan yang baru. 2 patung naga berkepala 7 akan menyambut pengunjung di pintu masuk, yang merupakan titik awal dari sekitar 300 anak tangga untuk mencapai puncak wihara. Di sana terdapat altar persembahan untuk Dewi Kwan Im (Pu Sa) yang didampingi oleh para dewa (Dewa Langit dan Dewa Kegembiraan) dan juga Nyai Roro Kidul!!!. Letaknya terbuka menghadap Samudera Indonesia. Pemandangannya indah sekali terutama pada saat matahari terbenam.
Untuk mencapai wihara ini, kita harus melewati perjalanan panjang dengan rute Jakarta-Ciawi-Sukabumi-Pelabuhan Ratu selama kurang lebih 6-7 jam. Belum lagi lokasinya yang sangat terpencil harus melewati jalan berliku-liku. Begitu tiba di wihara itu, masih ada 300 anak tangga yang harus dinaiki. Semua kesulitan itu seakan menunjukkan betapa berat perjalanan (hidup) kita untuk mencapai nirwana…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate