Tripitaka
Tripiṭaka (bahasa Pali: Tipiṭaka; bahasa
Sanskerta: Tripiṭaka) merupakan
istilah yang digunakan oleh berbagai sekte Buddhis untuk menggambarkan berbagai
naskah kanon mereka. Sesuai dengan makna istilah tersebut, Tripiṭaka pada mulanya mengandung tiga
"keranjang" akan berbagai pengajaran: Sūtra Piṭaka (Sanskrit; Pali: Sutta Pitaka), Vinaya Piṭaka (Sanskrit & Pali) dan Abhidharma Piṭaka (Sanskrit; Pali: Abhidhamma Piṭaka).
Kitab Suci Vinaya Vitaka
Kitab ini berisi peraturan tata tertib yang wajib dilaksanakan oleh para
Bikkhu yang juga berisi tentang kehidupan Sang Budha, di antaranya adalah
:
1.
Sutra Vibanga : berisi peraturan-peraturan yang mencakup delapan jenis pelanggaran,
diantaranya terdapat empat jenis pelanggaran yang dapat menyebabkan seorang
Bikhu atau Bikhuni dikeluarkan dari Kitab Sangha
2.
Khandaka : memuat peraturan dan uraian yang
berkenaan dengan upacara penahbisan Bikhu, antara lain berisi peraturan untuk
menangani pelanggaran-pelanggaran dan tata tertib penerimaan seorang Bikhu dan
sebagainya.
3.
Parivara : memuat ringkasan dan
pengelompokkan peraturan vinaya yang disusun dalam bentuk Tanya jawab untuk
dipergunakan dalam pengajaran dan ujian.
Adapun pembagian Vinaya Pitaka ialah:
1.
Kitab
Sutta Vibhanga berisi peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni,
terdiri dari Bhikkhu Vibhanga - berisi 227 peraturan yang mencakup 8 jenis pelanggaran.
2.
Bhikkhuni Vibhanga - berisi
peraturan-peraturan yang serupa bagi para Bhikkhuni, hanya jumlahnya lebih
banyak.
Kitab Khandhaka terbagi atas:
1.
Kitab Mahavagga - berisi
peraturan-peraturan dan uraian tentang upacara pentahbisan Bhikkhu; upacara
uposatha pada saat bulan purnama dan bulan baru di mana dibacakan Patimokha
(peraturan disiplin bagi para Bhikkhu); peraturan tentang tempat tinggal selama
musim hujan (vassa); upacara pada akhir vassa (pavarana); peraturan-peraturan
mengenai jubah, peralatan, obat-obatan dan makanan; pemberian jubah Kathina
setiap tahun; peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu yang sakit; peraturan
tentang tidur; peraturan tentang bahan jubah; tata cara melaksanakan
Sanghakamma (upacara Sangha); dan tata cara dalam hal terjadi perpecahan.
2.
Kitab Culavagga - berisi
peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran; tata cara
penerimaan kembali seorang Bhikkhu ke dalam Sangha setelah melakukan
pembersihan atas pelanggarannya; tata cara untuk menangani masalah-masalah yang
timbul; berbagai peraturan yang mengatur cara mandi, pengenaan jubah,
menggunakan tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam dan sebagainya; mengenai
perpecahan kelompok-kelompok Bhikkhu; kewajiban-kewajiban guru (acariya) dan
calon Bhikkhu (samanera); pengucilan dari upacara pembacaan Patimokkha;
pentahbisan dan bimbingan bagi Bhikkhuni; kisah mengenai Pasamuan Agung Pertama
di Rajagaha; dan kisah mengenai Pasamuan Agung Kedua di Vesali.
3.
Kitab Parivara memuat
ringkasan dan pengelompokan peraturan-peraturan Vinaya, yang disusun dalam
bentuk tanya jawab untuk dipergunakan dalam pengajaran dan ujian.
Kitab suci suta pitaka
Sutta Pitaka terdiri dari wacana yang disampaikan oleh Buddha
sendiri di berbagai kesempatan. Ada juga beberapa wacana disampaikan oleh beberapa
murid-Nya yang dibedakan, seperti
·
Yang Mulia Sariputta
·
Ananda
·
Mogallana, dll
termasuk yang di dalamnya ini khotbah yang
terkandung di dalamnya yang telah diuraikan sesuai dengan kesempatan yang
berbeda dan temperamen dari berbagai orang yang berbeda pula. Mungkin
tampaknya ada pernyataan yang kontradiktif, tetapi mereka tidak
menyalahartikan karena diucapkan oleh Sang Buddha untuk memenuhi tujuan
tertentu).
Sutta Pitaka
terdiri atas lima “kumpulan” (nikaya) atau buku, yaitu:
1.
Digha Nikaya
2.
Majjhima Nikaya
3.
Anguttara Nikaya
4.
Samyutta Nikaya
5.
Khuddaka Nikaya : kitab ini
kemudian di bagi lagi menjadi 15 buku.
Abhidhamma pitaka
Abidhamma Pitaka berisi uraian filsafat Buddha Dhamma yang disusun secara
analitis dan mencakup berbagai bidang, seperti:
1.
ilmu jiwa
2.
logika, etika
3.
metafisika.
(Para Abidhamma
adalah bagian yang paling penting dan menarik, karena mengandung filosofi yang
mendalam mengenai ajaran Sang Buddha dan sederhana dalam pembahasan
mengenai Sutta Pitaka.
Kitab ini
terdiri atas tujuh jilid buku, yaitu:
1.
Dhammasangani :Menguraikan
etika dari sudut pandang ilmu jiwa.
2.
Vibhanga: Menguraikan apa
yang terdapat dalam buku dhammasangani dengan metode yang berbeda
3.
Dhatukatha/Katha
Vatthu:Terutama bicarakan mengenai unsure-unsur batin. Buku ini terbagi menjadi
empat belas bagian.
4.
Puggalapannatti
:Menguraikan mengenai jenis-jenis watak manusia (punggala), yang dikelompokkan
menurut urutan bernomor, dari kelompok satu sampai dengan sepuluh, sepuluh,
seperti system dalam Kitab Angguttara Nikaya.
5.
Kathayattthu :Terdiri atas
dua puluh tiga bab yang merupakan kumpulan (percakapan-percakapan Katha) dan
sanggahan terhadap pandangan-pandangan salah yang dikemukakan oleh berbagai
sekte tentang hal-hal yang berhubungan teologi dan metafisika.
6.
Yamaka:Terbagi menjadi
sepuluh bab (yang disebut Yamaka): Mula, Khandha, Ayatana, Dhatu, Sacca,
Sankhara, Anusaya, Citta, Dhamma, dan Indriya.
7.
Patthana:Menerangkan
mengenai “sebab-sebab” yang berkenaan dengan dua puluh empat Paccaya
(hubungan-hubungan antara bathin dan jasmani)
Catur Arya Satyani (Cattari Ariya Saccani)
Diartikan
sebagai empat kesunyataan Suci. Dalam khotbah-Nya yang pertama di Taman Rusa
Isipatana yang terkenal dengan nama Dhamma Cakkappavattana Sutta (Khotbah
Pemutaran Roda Dhamma), Sang Buddha Gotama telah mengajarkan secara singkat
Empat Kesunyataan Suci (Cattari Ariya Saccani), yang menjadi landasan pokok
Buddha Dhamma, Empat Kesunyataan Suci tersebut ialah:
Maka dari itu,
dukkha disini mempunyai tiga pengertian, yaitu:
·
Dukkha
yang nyata, yang benar-benar dirasakan sebagai derita tubuh atau derita bathin,
seperti sakit, susah hati (dukkha-dukkha).
·
Semua perasaan senang dan bahagia berdasarkan
sifat tidak kekal, yang didalamnya terkandung benih-benih dukkha (viparinama
dukkha).
·
Sifat
tertekan dari semua sankhara (bentuk/keadaan yang bersyarat) yang selalu muncul
dan lenyap, seperti pancakkhandha (lima kelompok kehidupan) atau nama rupa
(sankharadukkha).
Hukum karma
Hukum karma ialah salah satu ajaran yang penting dalam agama budha.
Hukum karma merupakan ajaran yang amat dalam dan rumit, maka untuk itu
dibutuhkan suatu uraian yang rinci untuk memahamiya.
Terdapat lima
hukum untuk mengetahui cara kerja hukum universal:
·
Utu Niyama
·
Bija Niyama
·
Kamma Niyama
·
Citta Niyama
·
Damma Niyama
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus