Senin, 11 Juni 2012

Resume_sejarah Perkembangan Agama Buddha

Agama Buddha di India
Sejarah perkembangan agama Buddha di India setelah Buddha Gautama wafat di bagi menjadi 3 periode yaitu :
1.      Masa perkembangan awal hingga konsili agung kedua
2.      masa kekuasaan raja ashoka
3.       masa kemunduran agama Buddha di India.

1.      Masa perkembangan awal
Para pengikutnya terjadi perbedaan pendapat antara meninggalkan ajaran yang tertulis dengan tidak menunjuk seorang pengganti. Akhirnya para bikku sepakat merubah peraturan yang telah di tetapkan semula, sementara sebagian yang lain mempertahankan ajaran pada awalnya. Kelompok terakhir ini memutuskan mengadakan konsili yang di adakan di raja graha dan di hadiri oleh sekitar 500 arahat dengan bertujuan mengumpulkan kembali ajaran-ajaran yang telah di buddha yang telah di susun secara sistematis. Kelompok pertama kemudian menamakan diri Stavirada yang kelak disebut Teravada, sedangkan kelompok bhikkhu yang menginginkan perubahan menamakan diri mahasanghika, Dan aliran-aliran besar sthaviravada diantaranya :
1.      Haimavata                              
2.      Sannagarika
3.      Vatsiputriya                           
4.      Mahisasaka
5.      Dharmottariya                        
6.       Dharmagupta
7.      Bhadrayanika                         
8.      Kashapiya
9.      Sammitiya                              
10.     Sautrantika
 Sedangkan Aliran besar Mahasanghika yaitu
1.      Ekaviyaharika            
2.       Jetavaniya
3.      Lokottavadina            
4.      Aparasaila
5.      Gokulika (kaukutika) 
6.       Prajnaptivadina
7.      Bahusrutiya                            
8.      Uttarasaila
Prof. Edward Conze menjelaskan ada 18 sekte dan terdaat 4 kelomok besar dalam agama Buddha selama kurun waktu tahun 500 SM – 0 M, yaitu :
Kelompok I yaitu Sarvastivada terdiri dari
1.      Mula sarvastivada
2.      Dharmagupta
3.      Kasyapiya                        
4.      Bahurustiya
5.      Mahasasaka                                  
6.      Tamrasatiya
7.      Vibhajyavada
Kelompok II yaitu Samittya terdiri dari
1.      Kaurullka                               
2.       Vatsiputriya
3.      vantaka
Kelompok III Mahasanghika terdiri dari
1.      Purvasila               
2.       Lokottaravada 
3.      Aparasaila                        
4.      Prajnaptivada
5.      Haimavatta
Kelompok IV Sthaviravada terdiri dari
1.      Mahaviharavasin
2.      Jetavaniya
3.      Abhyagirivasin

Pada konsili II sebagai awal adanya 2 kelompok yakni:
1.      Mahasanghika vajian yang kemudian dikenal dengan aliran utara (Mahayana)
2.       Sthaviharavada atau aliran Selatan (Hinayana)

Setelah konsili kedua selama 100 tahun tidak banyak yang diketahui tentang perkembangan agama Buddha di India. Terutama setelah raja kalasoka meninggal dunia. Baru dengan munculnya raja asoka dari dinasti maurya, sekitar 272 SM, agama Buddha memperlihatkan perkembangan yang sangat pesat ke seluruh dunia.
·         Pada konsili III diadakan sebagai akibat dari sebagian bhikkhu yang menganut pandangan sarvas tivadin, sebagai melawan pandangan tradisional dari yang lebih tua. Suatu aliran sebagai kelanjutan dari mahasanghika didalam agama Buddha akhirnya secara nyata timbul yang menamakan dirinya “usaha besar untuk penyelamatan atau kereta besar” Mahayana.
·         Dari Konsili I sampai IV secara garis besar terpecahlah aliran Buddha menjadi empat aliran besar, yaitu  :

1.      Sthavirada menjadi aliran yang sekarang bernama Theravada Buddhis
2.      Mahasangika dan Sarvastivada kelak menjadi aliran Mahayana Buddhis.
3.      Sammitya yang merupakan pecahan Sthavirada sudah punah.


Masa Kekuasaan Raja Asoka
Raja Asoka memegang kuasa sebagai raja muda di India Barat, Beliau menggantikan ayahnya sejak masih muda untuk mengadakan ujian percakapan, tetapi penobatannya sebagai raja baru diadakan empat tahun kemudian. Tidak seperti nenek dan ayahnya, beliau adalah seorang yang lemah lembut, ramah dan berbakti, setia kepada agama dan sangat mengasihi rakyatnya. Walaupun demikian, beliau terpaksa berperang demi ketentraman di Deccan dan menaklukkan kerajaan Kalinga (Teluk Benggala). Setelah Raja Asoka mendengar bahwa dalam peperangan tersebut sekitar 100.000 orang Kalinga meninggal dan 150.000 ditawan, melihatkejadian itu beliau sangat terpukul dan bertekat untuk tidak mengadakan peperangan lagi, lalu Semakin lama semakin nampak keinginannya untuk mengikuti ajaran Buddha dan menjalankan segala ajaran Buddha dalam kehidupan sehari - hari serta dalam pemerintahan ynag ia pimpin.

            Pada tahun 249 SM atau 24 tahun atau tahun di mana ia telah menjadi raja, Raja Asoka mengunjungi tempat - tempat yang berhubungan dengan kehidupan Buddha Gotama. seperti:

1.      Kapilavatthu (tempat kelahiran Buddha),
2.      Vārāasī  (tempat Buddha  pertama kali mengajarkan Dhamma), Buddhagayā  (tempat pohon MahāBodhi),
3.       Kusināra   (tempat Parinibbāna Buddha)

Di tempat-tempat itulah rajamemberikan dana dan tempat itu menjadi sejarah, raja Asoka mengikutiajaran buddha dan meningalkan ajaran lamanya lalu ia menjadi bhikku.

Kemunduran Agama Buddha di India

akhirnya agama Buddha mengalami kemunduran, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pada abad ketujuh Masehi, kemerosotan tersebut semakin meluas di India, antara lain di sebabkan oleh serangan bangsa Hun Putih dari utara yang banyak menghancurkan pusat-pusat peribadatan agama Buddha. Usaha kemunduran tersebut  juga ada, seperti yang dilakukan kaisar Harsya (606-647 M
 agama buddha semakain mengalami kemunduran dan ajaran-ajaranya semakain melemah tidak seperti sebelumnya, dan aliran Theravada dan Mahayana lambat laun tersengkir dari India sendiri terutama karena peranan sangha yang cukup besar dalam penyebaran agama Buddha. sebab Kemunduran sangha antara lain banyak ajaran yang bukan budha masuk dalam agama budha.

Agama Buddha di Cina juga melahirkan beberapa aliran besar dalam golongan Buddha Mahayana, antara lain :
1.      Aliran Chan (527-536 M) atau Dhyana yang didirikan oleh Boddhirma. asal India tetapi menetap di Cina antara 527-536 M
2.      Aliran Vinaya, didirikan oleh Too Hsuan (595-667M)
3.      Aliran  Ching-tu atau tanah putih, yang didirikan oleh Hin Yuan dan T’an Lun.

Aliran aliran lainya  yaitu :

1.       Chen Yen yang bercorak esoteris dan banyak mempergunakan mantram  atau diagram magik dalam mencapai tingkat kebuddhaan.
2.       Aliran T’ien T’ai yang didirikan oleh Chih-Yi, seorang ahli tafsir atau kitab kitab sutra, dengan ajaranya yang menekankan pada dharma dan meditasi dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate