Friday, May 28, 2010
Hari Raya Suci Waisak
Hari suci Waisak atau Vesākha memperingati tiga peristiwa suci yang terjadi pada pribadi Buddha Gautama, yaitu:
- Kelahiran Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
- Petapa Gautama mencapai Penerangan Sempurna di Bodhi Gaya pada usia 35 tahun (588 SM).
- Buddha Gautama mencapai Maha Parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun (543 SM).
Peristiwa
suci Waisak mengajak umat Buddha untuk merenungkan dan menghayati
kembali perjuangan hidup Buddha Gautama. Siddharta Gautama, putera
mahkota yang dibesarkan dengan segala kemewahan di dalam istananya,
rela meninggalkan semua itu demi cinta kasihnya kepada semua makhluk.
Beliau pergi meninggalkan istana bukan karena terpaksa atau dipaksa,
juga bukan karena kepentingan pribadi. Beliau pergi meninggalkan istana
dan segala kesenangan duniawi karena dorongan untuk mencari sesuatu
yang hakiki. Beliau berjuang dengan gigih dan pantang menyerah dalam
upaya mencari jalan yang dapat membebaskan makhluk dari segala bentuk
penderitaan.
Setelah lama berjuang dengan
mem- pertaruhkan hidupnya sendiri, melalui Vipassana Bhavana (Meditasi
Pandangan Terang) di bawah pohon Bodhi, akhirnya Beliau mencapai
Penerangan Sempurna pada tahun 588 SM. Kemudian, Beliau berkelana
ratusan ribu kilometer untuk membabarkan Dhamma kepada semua lapisan
masyarakat tanpa memandang kasta. Beliau mengajarkan Dhamma kepada para
dewa dan manusia. Beliau mengabdi demi kebahagiaan semua makhluk tanpa
mengenal lelah selama 45 tahun.
Sesungguhnya, Sang Buddha bukan
sekadar pengajar Dhamma, bukan sekadar pengajar agama, tetapi lebih
daripada itu. Sang Buddha tidak hanya mengajarkan jalan menuju
kesejahteraan dan kebahagian, tetapi Beliau juga selalu menunjukkan
contoh teladan bagi semuanya. Sesungguhnya, Sang Buddha adalah teladan
agung, panutan agung, panutan sejati yang tidak mengharapkan
penghargaan dari siapa pun. Ada satu ungkapan yang sangat terkenal yang
menggambarkan tentang Beliau, yaitu, "Yatha vadi tatha kari, yatha kari tatha vadi," yang berarti, "Beliau, Sang Buddha, mengajarkan apa yang telah dilaksanakan dan melaksanakan apa yang diajarkan."
Hari suci Waisak merupakan hari
yang keramat bagi umat Buddha. Hari yang keramat ini pun mengajak umat
Buddha untuk menelaah kehidupan masing-masing, untuk senantiasa
berpedoman kepada Buddha Dhamma. Sang Buddha memang telah lama mangkat
(2554 tahun yang lalu). Namun, hingga kini ajaran Sang Buddha atau
Buddha Dhamma tetap abadi. Buddha Dhamma yang dilaksanakan dengan baik
akan mencegah manusia dari kemerosotan nilai-nilai moral dan
keterjerumusan dalam jurang kebobrokan. Buddha Dhamma tetap merupakan
pedoman hidup yang ampuh dalam perjuangan menghadapi dan mengatasi
segala tantangan kehidupan.
Tiap-tiap manusia berjuang
untuk mencapai puncak tujuan. Dalam perjuangan itulah, manusia
menghadapi tantangan-tantangan, persoalan, dan kesulitan. Tantangan
kehidupan ini seringkali mengguncangkan semangat manusia. Namun,
peristiwa suci Waisak akan menumbuhkan semangat baru pada umat Buddha
dalam perjuangan menghadapi segala tantangan. Oleh sebab itu, janganlah
berpaling dari Buddha Dhamma. Sebab, bila umat Buddha telah berpaling
dari Buddha Dhamma, maka semua ketegangan, konflik batin, frustasi,
malapetaka, dan kejahatan akan timbul.
Sesungguhnya, seribu satu macam
penderitaan yang dialami oleh manusia itu merupakan akibat dari
perbuatan tidak baik yang telah diperbuatnya. Oleh karena itu,
hindarilah kejahatan, kendalikanlah diri terhadap pemuasan hawa nafsu.
Pengendalian diri merupakan awal dari semua penghayatan Dhamma.
Pengendalian diri merupakan awal dari semua perjuangan umat Buddha,
termasuk perjuangan untuk meraih kebahagiaan. Kebahagiaan memang bukan
merupakan sesuatu yang mudah diraih, tetapi bukan pula mimpi yang tidak
nyata. Kebahagiaan pasti menjadi nyata, kalau umat Buddha mau berjuang
di tengah-tengah kehidupan ini.
Pada saat-saat yang keramat ini,
sudah seharusnya umat Buddha berterima kasih kepada Guru Besar Buddha
Gautama sebab dari Beliaulah, umat Buddha mengenal Dhamma yang menjadi
bekal kehidupan ini. Sesungguhnya apa yang diharapkan oleh Sang Buddha
dari para pengikut-Nya bukanlah kepatuhan yang berlebihan, melainkan
pelaksanaan ajaran Beliau atau Buddha Dhamma itu dengan sungguh-sungguh.
Sang Buddha pernah mengatakan, "Ia yang terbaik dalam melaksanakan
ajaran Tathaghata, ialah yang paling menghormati Tathaghata."
Berbahagialah umat Buddha yang
sampai saat ini masih dapat menemui Dhamma yang maha luhur itu. Dhamma
yang dibabarkan oleh Sang Buddha itu dapat diringkas menjadi kalimat
sederhana, tetapi sungguh ampuh dan bemakna. Tidak berbuat jahat,
tambahlah kebajikan, sucikan hati dan pikiran, inilah inti ajaran para
Buddha.
Selamat Hari Raya Tri-suci Vesākha 2554 Buddhist Era.
Semoga kita selalu terjaga dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan yg baik.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Sabbe sattã bhavantu sukhitattã.
Menarik.....ianya menarik saya untuk mengetahuinya lebih lanjut ttg satu perjalanan kerohanian yang mendalam dan memandang kecerahan yg ada didalamnya
BalasHapus